HSE merupakan singkatan dari Health, Safety and Environment, atau
dalam bahasa Indonesia, umumnya sering dinamakan sebagai K3L (Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan). Ada juga yang menyebut HSE sebagai EHS, SHE,
Safety dan lain-lain. Keseluruhan nama tersebut tergantung pada kebijakan
Perusahaan masing-masing tetapi pada intinya adalah sama, yaitu sebuah bagian
dalam satu perusahaan yang mengurusi mengenai Health (Kesehatan), Safety
(Keselamatan) and Environment (Lingkungan).
Peran HSE dalam
sebuah perusahaan dapat dikatakan vital karena goal dari HSE adalah menyediakan
lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan menyenangkan untuk karyawan yang
outputnya adalah kepada produktivitas karyawan dalam bekerja. Tujuan lainnya
yaitu mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
disebabkan pekerjaan.
Seperti yang
sudah kita ketahui, di zaman modern ini banyak sekali perusahaan-perusahaan
yang menerapkan teknologi canggih untuk mempercepat produksinya. Teknologi ini
dapat berupa menggunakan mesin-mesin canggih, menggunakan peralatan yang
canggih ataupun menggunakan bahan/material yang efektif dalam mempercepat
proses produksi. Namun dibalik majunya teknologi yang semakin canggih, Potensi
bahaya yang dapat menyebabkan kerugian pun tidak dapat dipungkiri. Mesin-mesin
dapat mencedrai operatornya, peralatan dapat mencedrai pemakainya atau
bahan-bahan bahaya yang dapat mengakibatkan penyakit bagi penggunannya.
Untuk hal
tersebutlah HSE hadir dan masuk menjadi bagian dalam sebuah organisasi
perusahaan. Tugas utamanya adalah membuat lingkungan kerja yang aman dan nyaman
serta tidak menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Dalam organisasi
perusahaan, HSE mempunyai kewajiban untuk menjalankan Sistem manajemen
Kesehatan dan Keselamatan kerja. Sistem ini adalah bagian dari sistem
perusahaan yang bersinergi dengan sistem lainnya dalam perusahaan. Seperti
sistem produksi, sistem manajmen SDM, sistem keuangan dan lain-lain.
Biasanya dalam
satu perushaan HSE dikepalai oleh seorang manajer HSE yang bertanggung jawab
dapat melakasanakan sistem manajmen K3 dengan melaksanakan program-program yang
berkaitan dengan HSE. Program-program HSE mencakup program yang bersifat
promosi-edukasi, pengawasan, penyediaan fasilitas, pengaturan dokumen,
Koordinasi eksternal-internal dan lain-lain
Program yang
bersifat promosi-edukasi bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, pengetahuan
dan keterampilan setiap karyawan dalam hal K3L. Contoh training pemadam
kebakaran, training penanganan bahan kimia, training basic safety. training
penggunaan APD, Simulasi Tanggap Darurat dan lain lain. Serta promosi dapat
berbentuk pembuatan rambu-rambu, pembuatan poster, pelaksanaan safety talk dan
lain-lain
Program yang
bersifat pengawasan dapat berupa patroli K3L. Patroli ini bertujuan melakukan
pengecekan kembali kepada sistem manajmen K3 yang telah diimplementasikan
perusahaan serta melihat ketidaksesuaian dalam sistem K3. kemudian dilakukan
evaluasi dan perbaikan secara kontinu
Program dalam
penyediaan fasilitas biasanya berhubungan dengan budgeting perusahaan. contoh
fasilitas K3 : instalasi alarm kebakaran, penyediaan APD standar, perizinan
dengan kedinasana dan lain-lain
Program yang
bersifat pengaturan dokumen terkait K3. seperti perizinan mesin, perizinan
limbah, izin operator forklift (SIO), izin penanggkal petir, izin fasilitas
pemadam kebakaran dan lain-lain
Program yang
bersifat koordinasi eksternal-internal dilakukan dengan tujuan melancarkan
sistem manajmen keselamatan kerja. setiap program yang dimiliki oleh HSE harus
diinformasikan kepada seluruh orang diperushaan. komunikasi eksternal biasanya
dilakukan kepada instansi/ kedinasan terkait K3 atau pihak ke 3 yang berhubungan
dengan K3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar